Merdeka.com, Jawa Tengah - Di salah satu stan dalam pameran yang diselenggarakan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jawa Tengah tampak menarik perhatian banyak pengunjung. Stan tersebut adalah milik Layla Batik Art dari Kabupaten Rembang.

Owner Layla Batik Art adalah mahasiswa semester akhir Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Safi’atulaila Masaroh (24). Di stannya Laila panggilan akrabnya bersama ibunya Kasruah menjelaskan kepada pengunjung apa itu batik Lasem dan bagaimana ciri-ciri detailnya.

Laila yang tinggal di Desa Pandan RT 09 RW 03, Kecamatan Pancur, Rembang tersebut datang ke Kudus dengan harapan memperkenalkan Batik Lasem. “Setiap ada yang menyebut nama Lasem pasti kita akan terbayang adalah batik,” kata Laila kemarin.

Di rumah, ia pun memiliki galeri sendiri untuk melakukan produksi dibantu sejumlah orang mulai dari pembuat pola, pembatik, juga tenaga pendukung yang memroses kain batik hingga siap jual. “Saya sendiri kurang bisa membatik, yang bisa malah ibu, saya fokus saja ke beberapa pameran yang ada di Jawa Tengah, yang terakhir saya ikuti di pasar imlek Semarang,” jelasnya

Laila mengaku bahwa dirinya sering mengikuti pameran dengan inisiatif sendiri, mencari tahu di mana ada pameran dan bagaimana cara ikut. Dia menceritakan bahwa sering sekali ikut pameran-pameran yang diadakan di kampus, seperti Unnes, Unissula, Unika dan sejumlah pameran lain di Semarang dan sekitarnya.

Di usianya yang masih muda, Laila bisa disebut anak muda yang sigap dan berjiwa wirausaha. Laila menceritakan bahwa masing-masing motif batik memiliki makna. Di antaranya, motif burung hong, naga, kupu kupu yang merupakan lambang cinta kasih, kelelawar yang menjadi simbol banyak rejeki, rusa yang melambangkan martabat, serta kura kura simbol panjang umur.

“Dalam perkembangannya, motif batik Lasem semakin kaya. Untuk menunjukkan kedaerahan, batik Lasem memiliki tiga motif khas. Yakni, motif latohan, sekarjagad, dan kricakan,” jelasnya sambil menunjukan beberapa jenis motif batik.

Saat ada salah satu pengunjung yang bertanya soal apa itu Latohan? Laila dengan sigap menjelaskan bahwa Latohan adalah buah atau tanaman menyerupai rumput laut yang biasanya dimasak penduduk Lasem sebagai urap. “Motif latohan sendiri berupa serangkaian buah berbentuk agak lonjong,” katanya.

Laila juga menjelaskan soal ciri khas Batik Lasem yang memiliki warna khas abang getih pitik (merah darah ayam) dan biru. “Warna pesisir memang identik terang,” ujarnya.

Batik Lasem milik Laila ini dibanderol mulai Rp 150 ribu sampai jutaan rupiah. “Warna dan motif batik menjadi penentu harga selembar kain batik Lasem,” jelasnya. (Mam)

https://jateng.merdeka.com/