Revolusi Industri 4.0 diyakini akan merubah bukan saja peta industri, tapi juga secara sosial, di mana tatanan kehidupan akan berubah. Karena itu dituntut kesiapan semua pihak, tak terkecuali kaum perempuan.
Hal ini dikatakan Ir. Nita Yudi, MBA., Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) saat ditemui usai acara diskusi di Jakarta, Sabtu (2/2/2019) siang.
Kehadiran Nita Yudi di acara diskusi kelompok milenials ini juga merupakan bentuk support bagi salah satu anggota IWAPI yang masih tergolong muda sebagai calon regenerasi IWAPI ke depan yakni, Regina Vianney Ayudya, moderator acara diskusi ini.
Menurut Nita, kemajuan teknologi tidak terelakkan. “Kita harus ikut terjun, menjadi creator, bukan follower semata,” ujar Nita yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) ini.
Nita menambahkan, “Saya yakin, bukan hanya perempuan milenial, tapi para ibu-ibu pun pasti punya terobosan-terobosan yang inovatif, misal di bidang fashion, kuliner, dan bisnis lainnya”.
Menurut Nita, Revolusi Industri 4.0 juga menjadi pembahasan di IWAPI. “Kami para perempuan pengusaha yang tergabung di IWAPI juga menaruh concern untuk urusan ini,” tandasnya.
Bagi Nita, segala hal yang baik dan berorientasi membuat para perempuan pengusaha naik kelas patut disupport. “Saya support apa pun yang terbaik bagi perkembangan bisnis para anggota IWAPI,” jelasnya seraya menyerukan bahwa Indonesia harus jadi lumbung inovator teknologi.
Ini dibuktikan sejak Revolusi Industri 3.0, IWAPI telah menjalin kerja sama dengan Microsoft dan Facebook hingga kini. Dengan Facebook, IWAPI sudah keliling 19 daerah, sementara dengan Google sudah 12 provinsi, demikian juga dengan Kemenkominfo sudah 3 provinsi.
“Saya terus mendorong perempuan-perempuan pengusaha untuk tidak gaptek (gagap teknologi). Dengan teknologi–khususnya bagi perempuan, waktu lebih efektif dan efisien,” urainya.
Ditambahkan Nita, kodrat kita sebagai istri dan ibu jangan diabaikan, disamping kita juga bisa menjalani bisnis dengan baik. Karena itu, pemakaian teknologi adalah keniscayaan bagi para perempuan pengusaha untuk menjalani semuanya dengan baik.
Dorongan Nita kepada para pengurus dan anggota IWAPI berbuah manis. Selain bisnis berkembang, juga pemasaran kian melebar, banyak yang sudah ekspor. “Ini tentu membanggakan sekali saya sebagai Ketua Umum IWAPI,” tukas Nita Yudi.
Bicara soal kendala, Nita secara terbuka mengatakan, harus diakui masalah terbanyak menyangkut culture. “Selama ini wilayah wanita sering dicap hanya dapur, kasur, dan sumur saja. Masih banyak stigma seperti ini. Dampaknya, ketika mereka berbinis kecil-kecilan, saat berhadapan dengan klien jadi kurang percaya diri. Di IWAPI, kami mencoba memberi pendampingan, inspirasi, dan lainnya agar para perempuan pengusaha bisa lebih percaya diri dalam menjalani bisnisnya,” jelas Nita.
Komentar Anda